Yohanes Bandung Bondowoso

Mengenai Penampilan Kerja

Kaya biasa, tiap rabu gua naik kereta ke kantor biar kaki-kaki tercinta ini bisa istirahat. Biasanya gua naik sepeda.

Sambil ngopi di smoking area, gua merhatiin perbedaan mencolok dari orang yang kerja di lantai 20(gua) dan 32, dengan yang kerja di lantai 33, 35.
Kami, pekerja industri kreatif memakai pakaian kasual yang beragam gaya, sedangkan mereka pekerja ‘kantoran’ berpakaian formal monoton.

Jenis sepatu juga, pilihan sepatu kami beragam dari sneakers, loafers, slippers, boots, oxford bahkan flip-flop(swallow!), sedangkan mereka terbatas pada oxford dan pantofel. Gaya rambut juga.

Alasan rasional adalah perusahaan mereka mewajibkan penampilan monoton. Awalnya gua pikir peraturan mengenai penampilan adalah kaku, tapi setelah gua pikir, berpenampilan kaku malah meningkatkan performa kerja. Dan berpakaian kasual—bebas juga memberi dampak positif bagi proses kreatif

[1] Gua pernah baca, tentang Obama dan Mark Zuckerberg yang selalu memakai pakaian dengan gaya sama, yang satu formal, lainnya kasual. Keduanya orang penting dengan berbagai decision making(pengambilan keputusan) dalam pekerjaannya. Menurut mereka, keharusan memilih pakaian(dan jenis sarapan) di pagi hari adalah beban.
Nah, dari situ gua simpulin, dengan penampilan yang selalu sama, seorang pekerja gak perlu pusing mikirin ‘apa baju gua enak diliat? rambut gua terlalu ngejengkrak gak? apa sepatu gua gapantes dipadu-padankan ke celana gua?’. Dengan demikian performa kerja gabakal kepengaruh kegelisahan akan penampilan mereka. Juga, mengurangi decision making yang dilakukan per harinya.

[2] Absennya peraturan mengenai penampilan malah menuntut proses kreatif para pekerja industri kreatif terus bekerja. Mereka harus bisa menggabungkan style rambut-baju-celana-sepatu biar enak dilihat. Mungkin secara gak langsung mengasah kerja otak juga. Mereka juga diharuskab mencari informasi mengenai tren terkini, memengaruhi cara kerja yang harus up-to-date.

Nah, jadi, apa lu mau makan nasi goreng atau salad sebagai sarapan? Kalo aku mah yes. Kopi cukup kok.

Udah ah, gua mau naik(ke kantor) jam segini lift pasti antriannya banyak. Ciao!

Published on 🔗, tagged: #indonesian #blog

If you have any feedback, please comment below or contact me at hi@ybbond.id


Webmentions ?:

Submit your WebMention reply URL:

Does not know WebMention?
Use commentpara.de to reply: