Cara Menasehati si Busuk
-
Tokoh:
Bapak (Bp) si Kepala Keluarga
Bangsat (Ba) si Anak Pertama
Biadab (Bi) si Anak Kedua
Busuk (Bu) si Anak Ketiga
Alkisah dalam sebuah keluarga dengan 3 anak. Anak bungsu, Busuk, memiliki hobi bermain game dan kebiasaan membanting benda jika ia kalah dalam permainannya.
Skenario 1
Busuk meminjam telepon seluler Bapak untuk bermain game, tak lama, Busuk kalah dalam permainan, dan dalam emosinya, membanting telepon Bapaknya.
Bp : Hey, Busuk! Lihat apa yang kau lakukan!
Bu : Maaf pak, busuk tidak sengaja.
Bp : Kamu membanting hape bapak hingga layarnya pecah, dan kamu bilang itu tidak disengaja?!
Bu : Tadi aku kalah saat bermain game, tiba-tiba aku emosi dan tida—
JTAK (Bapak menjitak Busuk)
Bp : Kamu tidak pernah berubah! Sini, kemarikan handphone Bapak!
Skenario 2
Anak sulung, si Bangsat, biasa dipanggil Bang, memiliki gaming computer yang canggih. Suatu saat, Busuk bermain game di komputer dan saat ia kalah dalam permainan, ia menggebrak keyboard hingga tombolnya berantakan.
Ba : … (kaget melihat kondisi barangnya yang rusak)
Bu : Maaf Bang! Bang, maaf ya bang Bangsat… Maaf, aku tidak seng—
DZIG (Bangsat memukul Busuk, lalu pergi meminggalkan Busuk yang terkapar)
Skenario 3
Biadab, biasa dipanggil mas Dab, punya PS3. Suatu saat, Biadab dan Busuk bermain game bola, dan Busuk kalah. Biasa, Busuk reflek membanting perangkat pengendali yang ia pegang dalam emosinya.
Bi : Hey, Busuk! Kenapa kau lakukan itu?
Bu : Hah, maaf mas Dab! (Busuk menutup wajah dan kepalanya, siaga akan serangan dari kakaknya)
Bi : Sudah, tidak perlu takut begitu. Sebenarnya aku, Bapak dan aBang tidak mempermasalahkan benda yang kamu rusak. Benda rusak mudah diganti atau diperbaiki agar bisa dipakai lagi.
Yang kami permasalahkan adalah jika kepribadianmu rusak, Suk. Kamu menjalani hidup dengan sikapmu yang emosian begitu sama seperti kamu bermain game bola dengan joystick yang telah kamu banting ini. Dengan joystick normal aja kamu kalah, apalagi dengan joystick rusak? Pasti kalah kuadrat!
Mulai sekarang tolong kamu perbaiki sikap burukmu itu. Hidup ini penuh resiko dan gamparan, tetapi tanpa sikapmu itu, resiko tersebut dapat dihindari. Ya?
Bu : Iya, iya mas Dab, terima kasih telah memberi tahu aku. Aku akan berusaha menghilangkan kebiasaan Buruk Busuk. Terima kasih karena tidak memukulku. Mas Biadab paling bijak deh!
Bi : Tapi kamu tidak akan mudah jera jika tidak disakiti! Haha! Nih!
JWIT (Biadab mencubit Busuk secara bercanda, walaupun busuk tetap teriak kesakitan)
Menurut kabar burung, bekas cubitan Biadab meninggalkan memar kebiruan hingga hari tua si Busuk. Sekian, terima kasih.