Kalender dan Yearly Planner 2021
-
(This post is in Indonesian) Sudah lama saya tidak mendesain. Sembari belajar lagi, saya coba bikin kalender sekaligus yearly planner tahun 2021. PDF bisa diunduh di artikel ini.
Read More »
-
(This post is in Indonesian) Sudah lama saya tidak mendesain. Sembari belajar lagi, saya coba bikin kalender sekaligus yearly planner tahun 2021. PDF bisa diunduh di artikel ini.
Read More »
-
Aku tidak bisa masuk ke rumahku.
Beberapa saat yang lalu, setelah lelah kabur dari rumah karena masalah biasanya, aku memutuskan untuk pulang. Aku kabur ketika matahari mulai terbenam dan mungkin ini sudah lebih dari pukul sembilan.
Melewati gerbang depan ke pekarangan, membuka pintu rumah dan berjalan masuk, menyadari aku kembali berada di pekarangan, menatap pintu tertutup.
Aku diam sebentar, melihat ke pekarangan di belakangku. Mungkin hanya khayalan atau deja vu, jadi aku coba lagi. Menekan kenop dan membuka pintu, berjalan masuk, dan berdiri di depan pintu tertutup. Bunyi jangkrik di rerumputan kiriku.
Aku menggedor pintu, sekeras mungkin. Paling tidak Bapakku akan dengar, dan jika ia masih peduli, akan membukakan pintu. Mungkin Kakakku yang akan mendengar, dan jika ia mau membelaku, akan membukakan pintu. Aku bisa menjelaskan soal keributan ini nantinya, biarlah jika mereka tambah benci aku.
Sudah kucoba pukul, tendang, atau dengan ketukan We Will Rock You. Lalu berhenti. Bunyi jangkrik di sebelah kiri.
Nihil harapan dari dalam rumah, balik badan berlari melewati gerbang depan. Gelap dan bunyi langkah di konblok, lalu sigap berhenti karena nyaris menabrak gerbang depan yang tertutup. Rerumputan di kanan gemersik dan bunyi jangkrik.
“Kenapa bingung, kenapa takut, kenapa berang? Sini gabung aku biar tenang”, kata Ujang, dari rerumputan.
Maka aku lompat ke rumput dan melata ke arahnya, mendongak ke arah bulan, melepas rumah, pekarangan, gerbang, dan berbunyi tenang.
-
memang tidur itu perlu.
ada teman yang paling khawatir akan jam tidurku.
di samping temanku kebanyakan yang berharapku terjaga bersama untuk bergaul,
atau komputer dan buku yang selalu berharap aku menemani mereka belajar atau bekerja.
sampai saat itu, satu jam lalu
pulang dari kantor, kupaksakan berkendara.
hari ini memang belum kurasakan bantal kasur, apalagi meja kantor di pipiku.
perjalanan pulang penuh teriakan nyanyian berbagai upaya agar tetap terjaga.
dua simpang jalan lagi, satu kilometer lagi sampai rumahku.
namun kesadaranku terputus di atas jok motor.
setang tanpa sadar doyong ke timur, kecepatan enampuluh.
saat terjaga terkejut, aku sudah di tepi kanan jalan, roda motor masih berputar kencang.
kukendalikan kemudi agar lurus jalannya.
tepat ketika truk enam roda meraung melewati sisi kiriku, kencang.
sepanjang tiga puluh delapan kilometer aku aman, namun saat sampai area rumah, seperti diberi ilham.
tidurlah yang cukup.
jangan sampai tulang remuk karena kau abaikan tidur.
maka sampai rumah, cuci muka sikat gigi.
masuk ke kamar orang tua, menyelinap di kasur mereka di antara sepasang yang merawatku paling tulus.
aku tidur di antara orang yang paling menyayangiku.
bukan karena mumpung masih ada kesempatan.
tapi karena akupun sayang mereka.
terima kasih.
semesta, Tuhan, kesadaranku,
aku hidup.
-
17 April 2451, Yogyakarta. Hari bersejarah yang membanggakan bangsa Indonesia! Trio Jenius ilmuwan muda Phoebe Danuvich Kulistyo, Kindrad Bumi, dan Rinaldo Stevan-Mulia berhasil menciptakan mesin waktu, atau lebih tepatnya, memberitakan ciptaan mereka ke publik sebelum dibungkam oleh badan penjaga perdamaian.
12 Juni 2451, ——-. Perencanaan dan pengamanan matang sudah siap, demonstrasi mesin waktu pada khalayak umum oleh trio jenius akan diadakan di-
30 Juni 2451, Cirebon. Tepian pesisir, kaca anti-nuklir 50x30m, 1300 elit pengaman, tiket masuk Rp 30.000.000 per satuan. Tiga ribu pemirsa di amphi-theatre dan 4,2 Miliar dari layar hologram di seluruh dunia.
Kamera lintas-waktu siap, Danu-Kindar-Aldo berjalan tembus portal biru.
????????, ekstraDimensi. Steker penanda menunjukkan -543 tahun, sesuai pungutan suara masal di era mereka, trio jenius berjalan lintasi ratusan tahun dan 7500km menuju-
30 Juni 1908, Tunguska-Vanavara. Matahari sudah terbit 3 jam, portal jingga terbuka ~140m di atas pepinusan. Kindar mengabadikan lanskap Siberia dengan sel-kamera untuk dokumentasi pribadi. Aldo telah merangkai kamera lintas-waktu, untuk memuaskan hasrat sponsor dan miliaran pemirsa di kampung waktu mereka.
Entah konspirasi pembungkaman yang berhasil atau kesalahan kalkulasi, ketika Danu mengaktifkan kamera lintas-waktu, nyala biru memaksa masuk dari portal jingga.
Itu biru hantam jingga, leleh Danu-Kindar-Aldo seketika menyublim sirna. Lantak membuat 2150km persegi pinus merata. Satu orang slav malang terkena sontak suara yang melempar tubuhnya ke batang pinus, jasadnya remuk, leta.
+543tahun -2507detik, Cirebon. Layar raksasa sempat menampilkan lanskap Tunguska-Vanvara, Siberia. Pemirsa pongah terpesona, kerabat trio jenius menangis bangga.
Awalnya pelan tak disadari, lalu portal biru mendadak tilap, ditelan dirinya sendiri. Tampilan layar bergetar tremor, lalu biru, lalu jingga, lalu sirna. Lalu-
-
Hei
— apa?
Kapan dia turun?
— kurang tahu, tidak usah ditunggu, dia sedikit pemalu.
Kau yakin dia ramah?
— mungkin sih
Mungkin! Kau ambil resiko dengan astral, dan tidak tahu apa yang akan terjadi?
— kau sendiri yang ingin melihatnya sejak kuceritakan tentang itu!
Lagi, kau bilang setiap Minggu pukul 2 siang, rumahmu harus dibiarkan kosong selama 10 menit!
— iya! orangtuaku tidak pernah menjelaskan penyebabnya! tapi si cenayang itu yang menjelaskan semuanya padaku!
Sial, menantang hantu.
— kau yang mengajak, kupikir kau berani. orangtuaku baru pulang setelah 3 hari?
Jam berapa sekarang?
— oh tidak.
Jangan bilang sudah lewat masanya?
— tidak, sekarang jam 2 lewat 4.
Tidak ada apa apa kan?
— sebentar.
Apa?
— sini kubisikkan.
Apa.
— ada bunyi di tangga.
Heh?
— aku tidak tahu bentuknya, tapi setelah melihatnya, jika salah satu dari kita berteriak, langsung lari berdampingan ke pintu de..
AAAAAAAAAAH!
-
Coklat, Kuning, Merah, Putih, tetap Homo Sapiens. Beda ukuran hidung, mata ataupun penis, tetap satu spesies, lalu menyesuaikan dengan habitat dan kerasnya hidup. Cara berpikir dan harta hanya konsep. Tempat sekolah, berpolitik dan rohani berteguh harusnya tidak menciptakan spesies baru.
Heptapod aja bersedia membantu dan minta bantuan manusia. Masa lu pecah?
Ya
kan?
-
“Gua ngantuk nih,” lalu teman gua beranjak ke dapur membuat kopi tepung[baca: kopi kopian kemasan tinggal sobek yang lebih banyak kadar gula dan krimer daripada ekstrak kopinya]. Dia selesai membuat kopi itu dan kembali duduk. Menyeruputnya sedikit.
“Terus lo berasa ga ngantuk abis nyeruput itu?” “Iya, nih gua jadi seger,” oke. Kopi —bahkan kopi kemasan yang kadang tidak mengandung kopi sama sekali— memang sudah dikaitkan dengan penangkal kantuk oleh lebih banyak orang. Tapi, menurut gua, bukan kopi yang membuat lo jadi seger saat merasa ngantuk.
Bergerak. Itu yang membuat lu jadi tidak mengantuk lagi. Ketika lu duduk, atau tengkurap sambil mengerjakan tugas dan sudah terlalu lama mengerjakannya, lu bakal suntuk, dan berlanjut jadi kantuk. Lalu lu membuat kopi, dengan tujuan mengusir kantuk dengan kopi. Tapi sadarkah elu? Bahwa sebelum itu kopi elu seruput, bahkan sebelum elu selesai membuat kopi, badan lu sudah merasa segar?
Yoi, bukan kafein yang bikin ngantuk lu hilang, tapi proses lu bangkit, berjalan ke dapur, dan membuat kopi yang membuat ngantuk lu hilang.
Hal ini bisa diterapkan jika di ruang kelas lu mengantuk, gak mungkin kan, lu bikin kopi di kantin lalu dibawa ke kelas? Solusinya mudah, izin aja ke kamar mandi. Tidak usah cuci muka, berjalan saja ke kamar mandi, mungkin ditambah peregangan —stretching— singkat. Lalu lu akan jadi segar, dan siap ke kelas lagi untuk belajar. Atau bisa lebih mudah cabut pelajaran. HAHA.
eniwei, bagi lu yang bersikeras bahwa kopi adalah faktor yang membuat kita tidak mengantuk, dan merasa kafein bermanfaat sebagai power shot bila pekerjaan rumah(baik itu Quest in-Game, Proyek, Chat dengan pacar, atau merakit Gundam) banyak tetapi mengantuk, well gua mengucapkan selamat. Karena lu beruntung, bisa mendapatkan talenta sebagai pemroses kafein yang baik dan benar.
Baiklah, kapan kapan kita akan berbicara soal kenikmatan meminum kopi.
But now, I must go. For my people need me.
-
Mimpi apa aku semalam?
Menjadi saksi tragedi nan kelam
Stasiun Manggarai, pada Senin pagi
Seakan semesta mengingatkanku
akan nasehat yang sering dilontarkan
ibuku
-Kasih rapi sepatu dan tasmu!
-Jangan boleh hewan kecil masuk!
Dari jendela kereta lihat ku
Seorang ibu berdiri tenang
di peron stasiun
Merogoh tas di depan dadanya
Tiba-tiba
Terlunjak kaget
Itu kelabang merembet
dari dalam tas
Ia panik terjun ke rel
Kereta tujuan Bogor datang menghujam
Mimpi apa aku semalam?
—entah dapet ide darimana, ditulis di atas Commuter Line tujuan Cikini—
-
rencana sudah matang, berdiri di tepi lautan.
iman terhunus, siap sambut Leviathan. ia menyerang, aku menyerang, menusuk jiwa dan anak tekak. maka matilah semua kecemburuan. itu bangkainya mengambang pelan, bau.
lalu dengung serangga terdengar. Beelzebub datang kelaparan. jasad itu dilahap kalap, rakus bak tikus politikus. penuh keyakinan, berseru ku. lalat terkejut, terbang memburai ketakutan.
kulanjutkan dengan menyelam, menuju palung terdalam. Memasuki goa, penuh gairah aura merah. Asmodeus melenguh, sibuk entoti jiwa-jiwa pasrah. dengan kesadaran penuh, ku kebiri binatang itu. biar jera.
menyusuri goa, berujung singgasana. duduk di atas takhta, Mammon si hedon. tak henti merenggut harta dari orang sengsara. itu harta kuambil, kutebar ke para papa. maka iblis itu menciut, tak punya apa apa.
terdengar deru amarah dari Amon yang kehilangan saudaranya. kuhindari semua desing panah, lalu kuurapi wajah bajingan itu, yang langsung mati terbakar.
gerbang utama terlihat jelas, dijaga penjaga malas. Belphegor meringkuk di dalam tempurungnya, tidak peduli akan tugasnya. kunyalakan api kepercayaan, kusulut karapaks itu. maka ia terjaga, terbirit-birit mencari pertolongan.
di dalam ruangan besar, bercahaya. Azazel yang penuh talenta, tapi hubris menguasainya. kuajak ia untuk sadar, menjadi pribadi berguna. sial, pertarungan tak terelakkan. ia melawan dengan penuh kuasa. “aku setara, bahkan lebih berkuasa!”. kulempar biji sesawi, menghantam jiwanya.
sirna.
maka terbitlah Kebajikan.
—15 Juni, 3 hari setelah ulang tahun, akhirnya sadar bahwa ulang tahun tidak mengulang event indah di tahun sebelumnya—
-
Beda bahasa, beda pulau, beda tanah air.
Kunjungan ke Bali kemarin bertepatan dengan kejadian yang membuat gua sempat bertemu dengan saudara yang terpisah jauh dari Australia. Mereka adalah dua anak-anak yang sempat menjalani ujian Sparta. Tangguh.
Setelah lama nggak ngobrol dengan anak-anak yang masih polos, mereka serasa tombol refresh. Apalagi mereka adalah pribadi yang menyenangkan, dan seperti partner berlatih bahasa Inggris(menggunakan logat mereka sendiri, HAHA).
Entahlah, gua ngerasa kehidupan mereka adalah perjuangan yang menyenangkan, dan sampai perjumpaan berikutnya, mereka masih tetap berjuang. I wish you good luck buds! May the force be with you!
See ya sooner!